Kamis, 18 Juli 2013

Lanjutan Kisah Penciftaan Nur Muhammad

Lanjutan


Diantara mereka ada yang melihat kapalanya, maka jadilah di dunia seorang pemimpin dan raja dari semua makhluk di dunia, diantara mereka ada yang melihat dahinya, maka jadilah mereka Raja atau Ratu yang adil, diantara mereka ada yang melihat kedua matanya, maka jadilah ia seorang yang hafal Al-Qur’an, diantara mereka ada yang melihat kedua alisnya, maka jadilah mereka seorang pelukis (pengukir), diantara mereka ada yang melihat kedua telinganya, maka jadilah mereka seorang yang ahli mendengarkan dan penerima nasehat, diantara mereka ada yang melihat kedua pipinya, maka jadilah mereka seorang yang bagus dan pandai, diantara mereka ada yang melihat kedua bibirnya, maka jadilah mereka seorang menteri, diantara mereka ada yang melihat hidungnya, maka jadilah mereka seorang hakim dan dokter, diantara mereka ada yang melihat mulutnya, maka jadilah mereka seorang yang ahli puasa, diantara mereka ada yang melihat giginya, maka jadilah mereka seorang utusan diantara para raja, diantara mereka ada yang melihat godeknya, maka jadilah mereka yang suka memberi fatwa dan nasehat, diantara mereka ada yang melihat janggutnya, maka jadilah mereka seorang yang berjihat di jalan Allah SWT, diantara mereka ada yang melihat lehernya, maka jadilah mereka seorang pedagang (saudagar), diatara mereka ada yang melihat kedua lengannya, maka jadilah mereka seorang yang ahli penunggang kuda dan ahli pembuat pedang, diantara mereka ada yang melihat lengan tangan kanannya, maka jadilah mereka seorang tukang canthuk (ahli mengeluarkan darah kotor), diantara mereka ada yang melihat lengan tangan kirinya, maka jadilah mereka orang yang bodoh, diantara mereka ada yang melihat telapak tangan kanannya, maka jadilah mereka seorang tukang tukar uang dan sulam kain, diantara mereka ada yang melihat telapak tangan kirinya, maka jadilah mereka seorang tukang takar, diantara mereka ada yang melihat kedua tangannya, maka jadilah mereka seorang yang dermawan dan pandai, diantara mereka ada yang melihat punggung telapak tangan kanannya, maka jadilah mereka seorang juru masak, diantara mereka ada yang melihat ujung jari tangan kirinya, maka jadilah mereka seorang sekretaris, diantara mereka ada yang melihat ujung jari tangan kanannya, maka jadilah mereka seorang penjahit, diantara mereka ada yang melihat dadanya, maka jadilah mereka seorang yang alim yang dimuliakan dan muttahit, diantara mereka ada yang melihat punggungnya, maka jadilah mereka seorang yang tawadhu’ dan taat terhadap perintah agama, diantara ada yang melihat kedua lambungnya, maka jadilah mereka seorang yang ahli dalam berperang, diantara mereka ada yang melihat perutnya, maka jadilah mereka seorang yang qana’ah dan ahli zuhud, diantara mereka ada yang melihat kedua lututnya, maka jadilah mereka seorang yang ahli ruku’dan sujud, diantara mereka ada yang melihat kedua kakinya, maka jadilah mereka seorang yang ahli berburu, diantara mereka ada yang melihat kedua telapak kakinya, maka jadilah mereka seorang ahli berjalan, diantara mereka ada yang melihat bayangannya, maka jadilah mereka seorang penyanyi dan pemusik, diantara mereka ada yang tidak melihat sama sekali, gmaka jadilah mereka golongan Yahudi, Nasrani, Kafir dan orang-orang Majusi, dan diantara mereka ada juga tidak melihat sedikitpun, maka jadilah mereka seorang yang mengaku dirinya sebagai Tuhan, seperti Fir’aun dan golongan orang-orang kafir lainnya.

Dan perlu diketahui bahwa Allah SWT telah memerintahkan kepada semua makhluk-Nya untuk mengerjakan shalat dengan lambang nama “AHMAD dan MUHAMMAD. Maka berdirinya di dalam Shalat seperti huruf “ALIF”, ruku’nya serti “KHA” sujudnya seperti huruf “MIM”, duduknya seperti huruf “DAL”. Dan dijadikan pula makhluk itu seperti lafadh “MUHAMMAD”, maka kepalanya itu pula seperti huruf “MIM “ yang pertama, badannya itu seperti huruf “KHA”, perutnya seperti huruf “DAL”. Maka tidaklah dibakar seseorang dari golongan seorang kafir selama bentuknya masih dalam wujud manusia, tetapi mereka diganti dengan wujud babi, kemudian dibakarlah mereka di atas api neraka.


Kisah ini di copas dari blog http://www.mukjijatrasulullah.blogspot.com

KISAH ASAL MULA DICIFTAKANNYA NUR MUHAMMAD

Proses Penciptaan Nur Muhammad SAW


PROSES PENCIPTAAN RUH YANG AGUNG
YAITU NUR NABI MUHAMMAD SAW.
Sebelum Kejadian Mahkluk

Telah diterangkan dalam suatu Al-Hadits sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan sebuah pohon yang diberi nama dengan “Pohon Yakin” yang mempunyai empat cabang. Kemudian Allah meciptakn Nur Muhammad dari sebuah intan putih serupa dengan burung merak lalu Allah meletakkan burung merak itu di pohon Yakin tersebut, kemudian burung merak itu membaca tasbih selama 70.000 tahun. Kemudian Allah Menciptakan cermin kehidupan dan Allah meletakkan cermin kehidupan tersebut di depan burung merak, tat kala burung tersebut menatap cermin terlihatlah wajahnya yang elok dan kebagusan tingkah lakunya. Akhirnya burung itu merasa malu pada Allah SWT, sehingga mencucurkan keringat dan tetesan keringat itu sebanyak enam tetesan. Kemudian dari tetesan yang pertama itu Allah Menciptakan Abu Bakar ra. Dari tetesan yang kedua, Allah menciptakan Umar ra. Kemudian dari tetesan yang ketiga, Allah menciptakan Utsman ra. Dari tetesan yang keempat, Allah menciptakan Ali ra. Pada tetesan yang kelima Allah menciptakan bunga mawar. Dan dari tetesan yang keenam, Allah menciptakan padi.
Kemudian bersujudlah nur-nur yang berasal dari Nur Nabi Muhammad SAW. sebanyak lima kali. Maka jadilah sujud itu atas diri kita sebagai kewajiban lima waktu. Dari situlah kemudian Allah mewajibkan shalat kepada Nabi Muhammad SAW. beserta umatnya. Kemudian Allah melihat Nur itu lagi, maka berkeringatlah Nur Muhammad itu, karena merasa malu kepada Allah SWT, kemudian dari beberapa keringat itu Allah menciptakan wajahnya, Allah menciptakan Arsy, Kursi, Lauh Kemudian Allah melihat Nur itu lagi, maka berkeringatlah Nur Muhammad itu, karena merasa malu kepada Allah SWT, kemudian dari beberapa keringat itu Allah menciptakan wajahnya, Allah menciptakan Arsy, Kursi, Lauh, Qalam, Matahari, Rembulan, beberapa hijab, Bintang-bintang dan segala sesuatu yang berada di langit.
Dan dari keringat dadanya, Allah menciptakan para Nabi, para Rasul, para Ulama, para Syuhada’ dan orang-orang yang shaleh. Kemudian Allah menciptakan Baitul Makmur, Ka’bah, Baitul Magdis dan tempat-tempat masjid di dunia dari keringat punggungnya.
Dari keringat kedua alisnya, Allah menciptkan umat Muhammad yang terdiri dari kaum mukminin-mukminat dan muslimin-muslimat. Dari keringat kedua telinganya, Allah menciptakan ruhnya kaum Yahudi, Nasrani, Majusi dan orang-orang yang suka mengingkari dari golongan orang-orang munafiq. Dari keringat kedua kakinya, Allah menciptakan Bumi dari arah Timur sampai barat dengan segala isi bumi.
Kemudian Allah SWT berfirman kepada Nur Muhammad “Lihatlah di hadapanmu wahai Nur Muhammad!” maka nur Muhammad itu melihat dihadapannya ada bebera nur, dibelakangnya ada nur, disebelah kanannya ada nur dan sebelah kirinya ada nur pula. Nur-nur tersebut adalah Nur Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali ra. Kemudian nur-nur itu bertasbih selama 70.000 tahun.
Kemudian Allah SWT menciptakan Nur para Nabi berasal dari Nur Nabi Muhammad SAW. kemudian Allah melihat pada Nur itu, setelah itu Allah menciptakan ruh para nabi dari nur itu, maksudnya dijadikan ruh-ruh para Nabi itu dari keringat ruh Muhammad SAW. dan Allah menciptakan beberapa ruh umat para Nabi dari keringat para Nabinya.
Dan dijadikan ruh-ruh kaum mu’minin dari Nabi Muhammad SAW. maka para umat itu semuanya sama-sama mengucapkan : 

Laa Ilaha Illallahu Muhammadur Rasulullah.
Yang artinya Tiada Tuhan Selain Allah dan Nabi Muhammad adalah Rasul Allah”.
Kemudian Allah SWT menciptakan lampu yang terbuat dari aqiiq berwarna merah, yang daoat terlihat dalamnya dari luar. Kemudian Allah menciptakan Wajah Muhammad SAW. sebagaimana bentuknya di dunia, kemudian Allah meletakan Wajah Muhammad itu di dalam lampu tadi, maka Muhammad saw. berdiri di dalam lampu sebagaimana berdirinya di dalam Shalat. Sedangkan ruh para nabi mengelilinginya, sambil bertasbih, bertahlil selama 100 tahun lamanya. Kemudian Allah memerintahkan kepada semua ruh untuk melihat kepada Nur Muhammad, maka melihatlah mereka kepadanya.

PERBEDAAN SYARIAT, THORIQOH, HAQIQAH DAN MA’RIFAT

PERBEDAAN SYARIAT, THORIQOH, HAQIQAH DAN MA’RIFAT

Oleh : Ust. Umar Bin Sholeh AlHamid

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah-istilah agama yang kadang-kadang pengertian masyarakat masih rancu, istilah tersebut antara lain :
Syariat  Thariqah Haqiqah Ma’rifah
1. Syariat :
Adalah hukum Islam yaitu Al qur’an dan sunnah Nabawiyah / Al Hadist yang merupakan sumber acuan utama dalam semua produk hukum dalam Islam, yang selanjutnya menjadi Madzhab-madzhab ilmu Fiqih, Aqidah dan berbagai disiplin ilmu dalam Islam yang dikembangkan oleh para ulama dengan memperhatikan atsar para shahabat ijma’ dan kiyas. Dalam hasanah ilmu keislaman terdapat 62 madzhab fiqh yang dinyatakanmu’tabar (Shahih dan bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya) oleh para ulama. Sedangkan dalam hasanah ilmu Tuhid (keimanan), juga dikenal dengan ilmu kalam. Ahirnya ummat Islam terpecah menjadi 73 golongan / firqah dalam konsep keyakinan. Perbedaan ini terdiri dari perbedaan tentang konsep konsep, baik menyangkut keyakinan tentang Allah SWT, para malaikat, kitab kitab Allah, para Nabi dan Rasul, Hari Qiamat dan Taqdir.
Namun dalam masalah keimanan berbeda dengan Fiqih. Dalam Fiqh masih ada toleransi atas perbedaan selama perbedaan tersebut tetap merujuk pada Al Qur’an dan Sunnah, dan sudah teruji kebenarannya serta diakui kemu’tabarannya oleh para ulama yang kompeten. Akan tetapi dalam konsep keimanan, dari 73 golongan yang ada, hanya satu golongan yang benar dan menjadi calon penghuni surga, yaitu golongan yang konsisten / istiqamah berada dibawah panji Tauhidnya Rasulullah SWA dan Khulafa Ar Rasyidiin Al Mahdiyyin yang selanjutnya dikenal dengan Ahlu As Sunnah wal Jamaah. Sedangkan firqah / golongan lainnya dinyatakan sesat dan kafir. Jika tidak bertaubat maka mereka terancam masuk dalam neraka. Na’udzubillah.
2. Thariqah :
Adalah jalan / cara / metode implementasi syariat. Yaitu cara / metode yang ditempuh oleh seseorang dalam menjalankan Syariat Islam, sebagai upaya pendekatannya kepada Allah Swt. Jadi orang yang berthariqah adalah orang yang melaksanakan hukum Syariat, lebih jelasnya Syariah itu hukum dan Thariqah itu prakteknya / pelaksanaan dari hukum itu sendiri.
Thariqah ada 2(dua) macam :
Thariqah ‘Aam : adalah melaksanakan hukum Islam sebagaimana masyarakat pada umumnya, yaitu melaksanakan semua perintah, menjauhi semua larangan agama Islam dan anjuran anjuran sunnah serta berbagai ketentuan hukum lainnya sebatas pengetahuan dan kemampuannya tanpa ada bimbingan khusus dari guru / mursyid / muqaddam.


Thariqah Khas : Yaitu melaksanakan hukum Syariat Islam melalui bimbingan lahir dan batin dari seorang guru / Syeikh / Mursyid / Muqaddam. Bimbingan lahir dengan menjelaskan secara intensif tentang hukum-hukum Islam dan cara pelaksanaan yang benar. Sedangkan bimbingan batin adalah tarbiyah rohani dari sang guru / Syeikh / Mursyid / Muqaddam dengan izin bai’at khusus yang sanadnya sambung sampai pada Baginda Nabi, Rasulullah Saw. Thariqah Khas ini lebih dikenal dengan nama Thariqah as Sufiyah / Thariqah al Auliya’.Thariqah Sufiyah yang mempunyai izin dan sanad langsung dan sampai pada Rasulullah itu berjumlah 360 Thariqah. Dalam riwayat lain mengatakan 313 thariqah. Sedang yang masuk ke Indonesia dan direkomendasikan oleh Nahdlatul Ulama’ berjumlah 44 Thariqah, dikenal dengan Thariqah Al Mu’tabaroh An Nahdliyah dengan wadah organisasi yang bernama Jam’iyah Ahlu Al Thariqah Al Mu’tabarah Al Nahdliyah.
Dalam kitab Mizan Al Qubra yang dikarang oleh Imam Asy Sya’rany ada sebuah hadits yang menyatakan :

ان شريعتي جا ئت على ثلاثما ئة وستين طريقة ما سلك احد طريقة منها الا نجا .(ميزان الكبرى للامام الشعرني : 1 / 30)

“Sesungguhnya syariatku datang dengan membawa 360 thariqah (metoda pendekatan pada Allah), siapapun yang menempuh salah satunya pasti selamat”. (Mizan Al Qubra: 1 / 30 )
Dalam riwayat hadits yang lain dinyakan bahwa :

ان شريعتي جائت على ثلاثمائة وثلاث عشرة طريقة لا تلقى العبد بها ربنا الا دخل الجنة ( رواه الطبرني )

“Sesungguhnya syariatku datang membawa 313 thariqah (metode pendekatan pada Allah), tiap hamba yang menemui (mendekatkan diri pada) Tuhan dengan salah satunya pasti masuk surga”. (HR. Thabrani)
Terlepas dari perbedaan redaksi dan jumlah thariqah pada kedua riwayat hadits diatas, mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus percaya akan adanya thariqah sebagaimana direkomendasi oleh hadits tersebut. Kalau tidak percaya berarti tidak percaya dengan salah satu hadits Nabi SAW yang Al Amiin (terpercaya dan tidak pernah bohong). Lalu bagaimana hukumnya tidak percaya pada Hadits Nabi yang shahiih?
Dari semua thariqah sufiyah yang ada dalam Islam, pada perinsip pengamalannya terbagi menjadi dua macam. Yaitu thariqah mujahadah dan Thariqah Mahabbah. Thariqah mujahadah adalah thariqah / mitode pendekatan kepada Allah SWT dengan mengandalkan kesungguhan dalam beribadah, sehingga melalui kesungguhan beribadah tersebut diharapkan secara bertahap seorang hamba akan mampu menapaki jenjang demi jenjang martabah (maqamat) untuk mencapai derajat kedekatan disisi Allah SWT dengan sedekat dekatnya. Sebagian besar thariqah yang ada adalah thariqah mujahadah.
Sedangkan thariqah mahabbah adalah thariqah yang mengandalkan rasa syukur dan cinta, bukan banyaknya amalan yang menjadi kewajiban utama. Dalam perjalanannya menuju hadirat Allah SWT seorang hamba memperbanyak ibadah atas dasar cinta dan syukur akan limpahan rahmat dan nikmat Allah SWT, tidak ada target maqamat dalam mengamalkan kewajiban dan berbagai amalan sunnah dalam hal ini. Tapi dengan melaksanakan ibadah secara ikhlash tanpa memikirkan pahala, baik pahala dunia maupun pahala ahirat , kerinduan si hamba yang penuh cinta pada Al Khaliq akan terobati. Yang terpenting dalam thariqah mahabbah bukan kedudukan / jabatan disisi Allah. tapi menjadi kekasih yang cinta dan dicintai oleh Allah SWT. Habibullah adalah kedudukan Nabi kita Muhammad SAW. (Adam shafiyullah, Ibrahim Khalilullah, Musa Kalimullah, Isa Ruhullah sedangkan Nabi Muhammad SAW Habibullah). Satu satunya thariqah yang menggunakan mitode mahabbah adalah Thariqah At Tijany.
Nama-nama thariqah yang masuk ke Indonesia dan telah diteliti oleh para Ulama NU yang tergabung dalam Jam’iyyah Ahluth Thariqah Al Mu’tabarah Al Nahdliyah dan dinyatakan Mu’ tabar (benar – sanadnya sambung sampai pada Baginda Rasulullah SAW), antara lain :
1. Umariyah                                       23. Usysyaqiyyah
2. Naqsyabandiyah                           24. Bakriyah
3. Qadiriyah                                       25. Idrusiyah
4. Syadziliyah                                     26. Utsmaniyah
5. Rifaiyah                                          27. ‘Alawiyah
6. Ahmadiyah                                     28. Abbasiyah
7. Dasuqiyah                                      29. Zainiyah
8. Akbariyah                                      30. Isawiyah
9. Maulawiyah                                   31. Buhuriyyah
10. Kubrawiyyah                               32. Haddadiyah
11. Sahrowardiyah                           33. Ghaibiyyah
12. Khalwatiyah                                 34. Khodiriyah
13. Jalwatiyah                                    35. Syathariyah
14. Bakdasiyah                                  36. Bayumiyyah
15. Ghazaliyah                                   37. Malamiyyah
16. Rumiyah                                       38. Uwaisiyyah
17. Sa’diyah                                       39. Idrisiyah
18. Jusfiyyah                                      40. Akabirul Auliya’
19. Sa’baniyyah                                 41. Subbuliyyah
20. Kalsaniyyah                                 42. Matbuliyyah
21. Hamzaniyyah                               43. TIJANIYAH
22. Bairumiyah                                  44. Sammaniyah.
3. Haqiqah
Yaitu sampainya seseorang yang mendekatkan diri kepada Allah Swt. di depan pintu gerbang kota tujuan, yaitu tersingkapnya hijab-hijab pada pandangan hati seorang salik (hamba yang mengadakan pengembaraan batin) sehigga dia mengerti dan menyadari sepenuhnya Hakekat dirinya selaku seorang hamba didepan TuhanNya selaku Al Kholiq Swt. bertolak dari kesadaran inilah, ibadah seorang hamba pada lefel ini menjadi berbeda dengan ibadah orang kebanyakan. Kebanyakan manusia beribadah bukan karena Allah SWT, tapi justru karena adanya target target hajat duniawi yang ingin mereka dapatkan, ada juga yang lebih baik sedikit niatnya, yaitu mereka yang mempunyai target hajat hajat ukhrawi (pahala akhirat) dengan kesenangan surgawi yang kekal.
Sedangkan golongan Muhaqqiqqiin tidak seperti itu, mereka beribadah dengan niat semata mata karena Allah SWT, sebagai hamba yang baik mereka senantiasa menservis majikan / tuannya dengan sepenuh hati dan kemampuan, tanpa ada harapan akan gaji / pahala. Yang terpenting baginya adalah ampunan dan keridhaan Tuhannya semata. Jadi tujuan mereka adalah Allah SWT bukan benda benda dunia termasuk surga sebagaimana tujuan ibadah orang kebanyakan tersebut diatas.
4. Ma’rifah
Adalah tujuan akhir seorang hamba yang mendekatkan diri kepada Allah Swt. (salik) Yaitu masuknya seorang salik kedalam istana suci kerajaan Allah Swt. ( wusul ilallah Swt). sehingga dia benar benar mengetahui dengan pengetahuan langsung dari Allah SWT. baik tentang Tuhannya dengan segala keagungan Asma’Nya, Sifat sifat, Af’al serta DzatNya. Juga segala rahasia penciptaan mahluk diseantero jagad raya ini. Para ‘Arifiin ini tujuan dan cita cita ibadahnya jauh lebih tinggi lagi, Mereka bukan hanya ingin Allah SWT dengan Ampunan dan keridhaanNYa, tapi lebih jauh mereka menginginkan kedudukan yang terdekat dengan Al Khaliq, yaitu sebagai hamba hamba yang cinta dan dicintai oleh Allah SWT.
(syariah dan Thariqah) kita bisa mempelajari teori dan praktek secara langsung, baik melalui membaca kitab-kitab / buku-buku maupun melalui pelajaran-pelajaran (ta’lim) dan pendidikan (Tarbiyah) bagi ilmu Thariqah. Sedangkan Haqiqah dan ma’rifah pada prinsipnya tidak bisa dipelajarisebagai mana Syariah dan Thariqah karena sudah menyangkut Dzauqiyah.
Haqiqah dan ma’rifah lebih tepatnya merupakan buah / hasil dari perjuangan panjang seorang hamba yang dengan konsisten (istiqamah) mempelajari dan menggali kandungan syariah dan mengamalkanya dengan ikhlash semata mata karena ingin mendapatkan ridha dan ampunan serta cinta Allah SWT.
Perumpamaan yang agak dekat dengan masalah ini adalah : ibarat satu jenis makanan atau minuman ( misalnya nasi rawon ). Resep masakan nasi rawon yang menjelaskan bahan bahan dan cara membuat nasi rawon itu sama dengan Syariah. Bimbingan praktek memasak nasi rawon itu sama dengan Thariqah. Resep dan praktek masak nasi rawon ini bisa melalui buku dan mempraktekkan sendiri (ini thariqah ‘am ) sedangkan resep dan praktek serta bimbingan masak nasi rawon dengan cara kursus pada juru masak yang ahli (itu namanya Thariqah khusus). Makan nasi rawon dan menjelaskan rasa / enaknya ini sudah haqiqah dan tidak ada buku panduannya, demikian juga makan nasi rawon dan mengetahuisecara detail rasa, aroma, kelebihan dan kekurangannya itu namanya ma’rifah.

Sumber :

  1. Keputusan Kongres & Mubes Jam’iyah Ahli Thariqah Mu’tabaroh An Nahdliyah, pada hasil Mu’tamar kedua di Pekalongan tanggal 8 Jumadil Ula 1379 H / 9 November 1959. halaman 25.
  2. http://www.piss-ktb.com/2011/12/920-makalah-perbedaan-syariat-thoriqoh.html
  3. Di copas dari blog ilmuilmuku.blogspot.com